Awal Mula Terjadinya Perang Dunia 2

Awal Mula Terjadinya Perang Dunia 2

Pelayaran yang Dipimpin Christopher Columbus

Christopher Columbus adalah seorang nahkoda handal yang dikenal juga sebagai pedagang dan penjelajah lautan. Ketika Eropa sedang mencari jalan menuju Asia Timur, dia percaya bahwa berlayar ke arah barat dan melintasi Samudra Atlantik adalah jalan tercepat menemukan Asia.

Rencana ekspedisi ini sempat akan gagal karena terkendala biaya. Namun, Columbus berhasil meyakinkan Ratu Isabella untuk mendanai pelayarannya. Pelayaran ini sebenarnya berisiko sangat tinggi, para awak kapal pun merasa ingin membatalkannya, tetapi Columbus tetap merasa yakin dengan rencananya dan melanjutkan ekspedisi pada 3 Agustus 1492 dengan 3 kapal yang berisi 120 pelaut.

Perjalanan ini pertama kali berlabuh di Kepulauan Canary yang berada di lepas pantai Afrika. Mereka pun melanjutkan perjalanan dari Kepulauan Canary pada 6 September dengan berlayar ke arah barat. Akhirnya Columbus menemukan sebuah daratan baru yang mereka anggap sebagai India. Ternyata, daerah tersebut adalah Kepulauan Salvador yang berada di Benua Amerika.

Columbus sendiri melakukan empat kali perjalanan dalam ekspedisinya mencari daratan baru. Pada perjalanan pertama mereka berhasil menemukan San Salvador dan menjelajahi wilayah sekitarnya. Pada perjalanan kedua, dia berlabuh di Hospinia sepanjang selatan kota Kuba yang kemudian dia namai sebagai pulau Dominika.

Pada perjalanan ketiga, dia memperluas daerah jajahannya ke selatan Amerika, khususnya Trinidad dan Venezuela. Dan untuk perjalanan keempatnya, Columbus berlayar hingga ke Honduras, Panama (Amerika Tengah), Meksiko, dan Santiago (Jamaica).

Sebab khusus Perang Diponegoro

Sebab khusus terjadinya perlawanan Pangeran Diponegoro adalah pematokan tanah oleh Belanda di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Pada tahun 1825, Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Hal itulah yang membuat kemarahan Pangeran Diponegoro memuncak, dan menyatakan sikap perang terhadap Belanda.

Sebelum insiden patok tersebut, pada 1823, Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert diangkat sebagai residen Yogyakarta.

Tanpa diketahui sebabnya, tokoh Belanda ini dikenal sebagai sosok yang sangat anti terhadap Pangeran Diponegoro.

Ketiadaan pemimpin yang berwibawa di lingkungan keraton membuat para pejabat Belanda, termasuk Smissaert berbuat semaunya.

Smissaert bahkan selalu duduk di kursi yang disediakan untuk sultan ketika diadakan rapat resmi.

Baca juga: Keris Kiai Nogo Siluman, Pusaka Milik Pangeran Diponegoro

Konflik pribadi antara Pangeran Diponegoro dengan Smissaert semakin tajam sesudah peristiwa saling mempermalukan di depan umum dalam sebuah pesta di kediaman residen.

Kala itu, Pangeran Diponegoro terang-terangan menentang Smissaert. Hal itulah yang membuat Smissaert bekerjasama dengan Patih Danurejo untuk menyingkirkan Pangeran Diponegoro dari istana Yogyakarta.

Pada suatu hari di tahun 1825, Smissaert dan Patih Danurejo memerintahkan anak buahnya untuk memasang patok dalam rangka membuat jalan baru.

Pemasangan patok ini secara sengaja melewati pekarangan milik Pangeran Diponegoro di Tegalrejo tanpa izin.

Pangeran Diponegoro memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-patok itu karena di tanah tersebut terletak makam leluhurnya.

Namun, Patih Danurejo memerintahkan untuk memasang kembali patok-patok itu dengan dikawal pasukan Macanan (pasukan pengawal Kepatihan).

Baca juga: Reog Bulkiyo, Warisan Prajurit Pangeran Diponegoro

Pengikut Pangeran Diponegoro kemudian merespon dengan mencabuti patok-patok yang baru saja ditanam dan menggantinya dengan tombak-tombak mereka, sebagai simbol perlawanan terhadap Belanda.

Berita insiden patok ini dengan cepat menyebar ke masyarakat, dan setelah itu meletuslah Perang Diponegoro pada 20 Juli 1825.

Apakah Anda penggemar game perang?

game perang dunia ke 2.

Selamat datang di game menembak dan penembak jitu perang dunia ke-2 secara offline. Ini dirancang untuk pecinta game senjata yang ingin bermain game fps online atau offline tanpa internet. Bergabunglah dengan medan perang dan hancurkan semua musuh untuk menyelamatkan dunia.

Ini adalah salah satu game perang terbaik tanpa internet, Anda akan menyukai pengalaman menembak sniper di perangkat seluler Anda. Jika Anda menyukai game perang dalam pengaturan perang dunia, Anda pasti akan menikmati game penembak ini.

Negara Anda sedang berperang dan ini adalah kesempatan Anda untuk terjun ke dunia game menembak. Anda adalah penantang terbaik untuk medali yang akan menjadi kehormatan besar.

Gunakan berbagai strategi permainan perang FPS di peta yang berbeda, jadilah cerdas dan jangan lupa tentang taktik permainan menembak yang cerdas.

• Aksi mendebarkan dikemas game 3d dengan misi penembak jitu!

• Grafis 3D lingkungan pertempuran ww2 musim dingin yang bersaing dengan game aksi terbaik! game perang dunia ke 2.

• Kontrol halus dan fisika animasi canggih seperti game penembak jitu terbaik!

• Anda dapat memilih sisi konflik Anda dengan mengambil pahlawan perang Anda sendiri: Soviet, Jerman, Amerika, Korea, atau Jepang

Lebih dari 10 senjata ww2. Pilih taktik menembak online Anda sendiri untuk pertempuran: penembak jitu, senapan mesin atau senapan serbu

Hingga 40 pemain dalam game aksi pvp berbasis misi

Bergabunglah dalam pertempuran tim melawan pemain lain dari seluruh dunia untuk bermain game senjata

Kontrol intuitif dan antarmuka yang mudah - geser, bidik, dan tembak

Optimalisasi sempurna

Pembaruan reguler dan elemen game keren

Anda dapat mengunduh dan memainkan game ini tanpa internet. Mohon diperhatikan bahwa itu juga memungkinkan Anda untuk membeli item virtual dalam aplikasi dan mungkin berisi iklan pihak ketiga yang dapat mengarahkan Anda ke situs web pihak ketiga.

Perang Dingin masih jauh, tetapi konflik militer Perang Dunia 2 ada di sini! Kamu bisa memilih beberapa game aksi seperti D Day, Team Deathmatch, Free for All, Capture point, bahkan mode Bomb.

Bagaimana penjajahan Spanyol di Indonesia? Bagaimana awal mulanya Spanyol bisa datang ke Nusantara? Apa tujuan dan penyebab kedatangan Mereka? Informasi di bawah ini akan menjawabnya.

Garis waktu sejarah Indonesia terjadi dalam rentan waktu yang sangat lama dan panjang. Bahkan, sejarah ini dimulai sejak masa prasejarah berdasarkan pada penemuan manusia purba berjenis  Homo Soloensis, Meganthropus Palaeojavanicus, Homo Wajakensis, dan lainnya pada sekitar 500.000 tahun lalu.

Periode waktu dalam sejarah bangsa Indonesia ini juga dapat dibagi menjadi beberapa era. Era tersebut adalah era pra kolonial, era kolonial, era kemerdekaan, era Orde Baru, dan era reformasi. Era pra kolonial adalah suatu era dimana munculnya kerajaan Hindu, Budha, dan Islam yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera karena adanya interaksi lain dari perdagangan yang terjadi pada masing-masing daerah.

Era kolonial adalah era masuknya bangsa Eropa ke Indonesia karena ingin menguasai rempah-rempah sebagai komoditas utama Nusantara. Keinginan orang-orang Eropa yang tinggi terhadap rempah-rempah ini menyebabkan penjajahan pada bangsa pribumi. Diantaranya adalah penjajahan Spanyol di Indonesia dan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda selama 3,5 abad lamanya sejak abad ke-17 hingga abad ke-20 masehi.

Era selanjutnya, yaitu era kemerdekaan yang terjadi sejak dibacakannya naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Presiden Soekarno. Sedangan, era Orde Baru adalah masa setelah jatuhnya Presiden Soekarno pada tahun 1966 yang digantikan oleh pemerintahan Presiden Soeharto selama 32 tahun sejak 1966 hingga 1998.

Dan yang terakhir adalah era reformasi yang terjadi setelah jatuhnya Presiden Soeharto dan berlangsung hingga saat ini.

Pada saat era kolonial atau era masuknya bangsa Eropa, banyak orang-orang benua biru yang datang ke Indonesia dengan berbagai tujuan. Mulai dari mencari kekayaan alam hingga menyebarkan agama. Adapun beberapa bangsa Eropa yang datang ke Indonesia, yakni Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.

Penjajahan Spanyol di Indonesia ini dimulai sejak kapal dagang Spanyol yang berhasil berlabuh di Maluku pada 8 November 1521 silam. Bangsa Spanyol berhasil masuk ke Nusantara setelah berlayar melalui Filipina, melewati Kalimantan Utara, dan tiba di Tidore.

Saat sampai di Tidore, bangsa Spanyol diterima dengan baik oleh masyarakatnya. Tetapi, karena Portugis telah lebih dahulu sampai di Tidore, mereka pun merasa terancam dengan kehadiran Spanyol dan berujung pada perselisihan dua bangsa Eropa tersebut. Pada akhirnya, Spanyol harus meninggalkan Tidore karena perjanjian yang sebelumnya telah disepakati.

Lantas, bagaimana penjajahan Spanyol di Indonesia yang sebenarnya? Untuk mengetahui penjelasan yang lebih mendalam, simak informasi berikut ini, yuk! Penjajahan Spanyol di Indonesia, awal mula, tiba di Indonesia, penyebab, dan tujuan Spanyol di Indonesia.

KOMPAS.com - Perang Diponegoro adalah serangkaian pertempuran antara Pangeran Diponegoro melawan Belanda, yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830.

Pangeran Diponegoro merupakan putra Sultan Hamengkubuwono III (1810-1811).

Bermula di Yogyakarta, tempat terjadinya Perang Diponegoro meluas hingga ke banyak daerah di Jawa.

Oleh sebab itu, perlawanan Pangeran Diponegoro juga kerap disebut sebagai Perang Jawa.

Apa sebab umum dan sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro?

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Awal Mula Pelayaran yang Dilakukan Spanyol untuk Mencapai Indonesia

Sumber: Idsejarah.net

Spanyol merupakan salah satu negara Eropa yang pernah datang ke Indonesia untuk melakukan penjajahan, menguasai rempah-rempah, dan menduduki wilayah Nusantara. Ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan Spanyol ini didukung oleh pemerintahannya untuk menemukan sumber rempah-rempah baru.

Ekspedisi tersebut guna menyaingi Portugis yang juga memiliki ambisi untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah yang baru. Sehingga, tak heran jika tujuan dari kedatangan bangsa Spanyol ini pun hampir sama dengan bangsa Portugis.

Maka, untuk mendukung ambisi tersebut, Spanyol pun melakukan beberapa ekspedisi pelayaran untuk mencapai Indonesia. Pelayaran tersebut pun dilakukan oleh dua penjelajah berbeda, yakni Christopher Columbus dan Ferdinan Magelhaens. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Penderitaan rakyat akibat penjajahan

Dominasi Belanda di Yogyakarta membuat rakyat menderita karena dijadikan sebagai objek pemerasan.

Pada waktu itu, pemerintah kerajaan mengizinkan perusahaan asing menyewa tanah untuk kepentingan perkebunan.

Pada umumnya, tanah ini disewa dengan penduduknya sekaligus. Alhasil, para petani tidak dapat mengembangkan hidupnya karena harus menjadi tenaga kerja paksa.

Beban mereka pun semakin berat karena diwajibkan untuk membayar berbagai macam pajak, seperti pajak tanah, pajak halaman pekarangan, pajak jumlah pintu, pajak ternak, pajak pindah nama, dan pajak menyewa tanah atau menerima jabatan.

Di samping itu, masih ada pajak yang ditarik di tempat pabean atau tol, di mana semua lalu lintas pengangkutan barang juga dikenai pajak.

Bahkan seorang ibu yang menggendong anak di jalan umum juga harus membayar pajak.

Melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Belanda, Pangeran Diponegoro semakin mantab untuk melakukan perlawanan.

Baca juga: Mengapa Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Sangat Terkenal?

Intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta

Salah satu penyebab umum terjadinya Perang Diponegoro adalah intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta.

Terbaginya Kerajaan Mataram Islam menjadi tiga kekuasaan (Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran), pada abad ke-18 tidak lepas dari campur tangan Belanda.

Memasuki abad ke-19, situasi di Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan.

Intervensi pemerintah kolonial terhadap pemerintahan lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada atau justru melahirkan permasalahan baru di lingkungan kerajaan.

Hal ini juga terjadi di Yogyakarta, di mana konflik di keraton dimanfaatkan Belanda untuk menerapkan taktik adu domba.

Campur tangan pihak kolonial tidak hanya memicu perpecahan, tetapi juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara.

Sejak Sultan Hamengkubuwono III memegang tumpuk pemerintahan Yogyakarta, Pangeran Diponegoro sangat malu dan prihatin terhadap terjadinya konflik suksesi di keraton.

Bahkan, karena sang ayah sangat sekuler dan cenderung pada budaya Barat, Pangeran Diponegoro memillih meninggalkan aktivitas di keraton dan hanya melakukan audiensi kepada ayahnya pada hari-hari besar.

Baca juga: Siapa Saja Tokoh yang Membantu Perang Diponegoro?

Tujuan dari Kedatangan Spanyol di Indonesia

Penjajahan Spanyol di Indonesia pertama kali dimulai pada 8 November 1521 ketika Spanyol berhasil menginjakkan kakinya di tanah Tidore. Dipimpin oleh Kapten del Cano, kedatangan dari Spanyol ini pun memiliki tujuannya tersendiri. Mereka berkeinginan untuk mewujudkan semangat mimpi 3G, yakni gold, glory, gospel. Pengertian dari 3G tersebut adalah sebagai berikut:

Gold adalah semangat yang dimiliki bangsa Spanyol untuk mencari emas atau kekayaan. Mereka juga mewujudkan mimpi ini dengan melakukan perdagangan rempah-rempah yang merupakan komoditas utama dan memiliki harga yang tinggi.

Glory adalah semangat guna mengharumkan nama, kekuasaan, dan kejayaan dari daerah jajahannya. Oleh karena itu, mereka juga berkeinginan untuk menguasai dan menduduki wilayah yang pernah disinggahi.

Gospel adalah semangat untuk menyebarkan agama Katolik sebagai tugas suci dari agama mereka. Sehingga tak heran jika mereka juga menyebarkan kepercayaan mereka pada setiap daerah-daerah yang disinggahinya.

Pelayaran yang Dipimpin Ferdinand Magelhaens

Magellan atau Magelhaens adalah seseorang yang telah cukup lama bekerja di pemerintahan Spanyol yang juga merupakan keturunan Portugis. Sama halnya seperti Columbus, Magelhaens juga memiliki ambisi untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah yang baru.

Pada akhirnya, Magelhaens pun berangkat dari Spanyol untuk melakukan ekspedisi di tanggal 10 Agustus 1519. Dia pergi bersama 165 awak kapal yang terbagi dalam 5 kapal berbeda.

Dalam ekspedisinya ini, Magelhaens dibantu oleh Kapten Juan Sebastian del Cano sebagai kapten dari kapal yang ditumpanginya itu. Dalam kapal tersebut juga terdapat seorang penulis dari Italia yang bernama Pigafetta. Kisah perjalanan Magelhaens ini pun kemudian ditulis oleh Pigafetta secara khusus.

Pelayaran Magelhaens bersama del Cano masih melanjutkan jalur dari ekspedisi Columbus. Mereka melalui Samudra Atlantik kemudian menuju ke arah barat hingga ke pantai timur Amerika Selatan. Setelah itu, mereka juga melanjutkan perjalanan ke ujung Benua Amerika dan melewati suatu selat yang mereka namai sebagai selat Magelhaens.

Pada 1521, Magelhaens melalui Samudra Pasifik dan sampai di sebuah pulau bernama Kepulauan Massava. Pulau ini pun kemudian berganti nama menjadi Filipina yang diambil dari nama Raja Spanyol pada waktu itu, Raja Philips III. Di daerah ini, Magelhaens juga membuat tugu peringatan sebagai tanda jika Filipina merupakan salah satu wilayah dari Spanyol.

Selain itu, Magelhaens juga menyebarkan agama di setiap daerah yang dia singgahi. Namun ternyata, penyebaran agama ini menimbulkan berbagai perlawanan di sebagian wilayahnya. Salah satu perlawanan atas penyebaran agama tersebut dilakukan oleh orang-orang Mactan yang mengakibatkan tewasnya Magelhaens di Filipina.

Akhirnya, orang-orang Spanyol yang tersisa pun harus meninggalkan Filipina untuk kembali berlayar ke daerah Selatan. Dengan dua kapal yang tersisa, yakni kapal Victoria dan kapal Trinidad, mereka berlabuh di Maluku setelah melewati Kalimantan Utara. Di Maluku ini, mereka akhirnya berhasil menemukan rempah-rempah.

Penobatan Pangeran Menol

Pada 16 Desember 1822, Sultan Hamengkubuwono IV meninggal secara mendadak di usia 18 tahun.

Residen Yogyakarta, Baron de Salis, pada awalnya meminta Pangeran Diponegoro untuk menggantikan, tetapi ia menolak.

Pangeran Diponegoro juga menolak kalau Belanda menunjuk Pangeran Menol, yang masih berusia dua tahun, naik takhta.

Ada dua alasan yang mendasari penolakan ini, yaitu karena usia dan latar belakang ibu Pangeran Menol.

Abai dengan pendapat Pangeran Diponegoro, tujuh hari setelah kematian Sultan Hamengkubuwono IV, pemerintah Hindia Belanda menobatkan Pangeran Menol sebagai sultan.

Pangeran Diponegoro merasa Belanda sudah terlalu banyak mencampuri urusan keraton dan tidak dapat dibiarkan lagi.

Oleh sebab itu, Pangeran Diponegoro mulai menyusun strategi untuk melakukan perlawanan.

Baca juga: Siapakah Nama Asli Pangeran Diponegoro?

Penyebab Spanyol Singgah di Indonesia

Penjajahan Spanyol di Indonesia bukan terjadi tanpa sebab. Pada sekitar abad ke-15 Masehi, bangsa Eropa sudah mulai berlomba dalam hal pelayaran untuk menemukan sebuah dunia yang baru. Tujuan utama dari pelayaran mencari daratan atau daerah yang baru itu adalah untuk menemukan wilayah yang menghasilkan rempah-rempah.

Di Eropa rempah-rempah adalah komoditas utama yang memiliki nilai yang tinggi. Terlebih fungsi utama rempah-rempah tersebut adalah sebagai bahan untuk mengawetkan makanan. Pasalnya, pengawetan makanan menjadi penting untuk masyarakat Eropa guna mencegah kelaparan yang mungkin akan terjadi saat musim dingin berlangsung.

Penjelajahan dan ekspedisi yang dilakukan oleh orang Eropa termasuk Spanyol ini setidaknya disebabkan oleh 2 peristiwa politik yang penting. Peristiwa tersebut adalah kekalahan kerajaan Katolik saat Perang Salib dan jatuhnya Konstantinopel kepada kekaisaran Turki Usmani.

Saat terjadi Perang Salib, jalur perdagangan antara Eropa dan Asia juga menjadi berantakan karena perang yang terjadi di perbatasan dua benua tersebut. Selain itu, keadaan ekonomi Eropa pun terpuruk karena adanya perang tersebut. Kas kerajaan Eropa menjadi menyusut karena besarnya biaya perang yang harus dikeluarkan.

Dua abad setelah perang itu selesai, kota Konstantinopel (sekarang menjadi Istanbul) jatuh ke tangan imperium Turki Usmani Ottoman. Hal ini pun tentu saja menjadi kabar yang buruk bagi kerajaan-kerajaan Eropa. Sebab, kota Konstantinopel tersebut menjadi titik penting dalam rute perdagangan antar benua Eropa dan Asia.

Jatuhnya kota Konstantinopel ini menjadi salah satu faktor utama dari terjadinya pelayaran bangsa Eropa ke benua lain termasuk Asia dan Indonesia. Pasalnya, semenjak Konstantinopel dikuasai oleh Turki Usmani, masyarakat Eropa menjadi kesulitan untuk mencari jalan atau akses perdagangan ke Asia. Kaisar Turki Usmani, Sultan Muhammad II, juga melarang pedagang Eropa untuk masuk ke kota Konstantinopel.

Padahal kota tersebut menjadi pintu masuk utama perdagangan Eropa dengan orang Asia, khususnya para pedagang rempah-rempah. Hal itulah yang menyebabkan Eropa mengerahkan pelautnya untuk berlayar dan mencari jalur perdagangan baru sekaligus menemukan daerah penghasil rempah-rempah.

Dari negara-negara Eropa tersebut, Spanyol dan Portugis menjadi salah satu negara yang sangat aktif dalam merintis pelayaran dan melakukan ekspedisi dalam menemukan dunia baru itu. Tetapi, keduanya sempat berselisih dalam jalur pelayaran yang akan dilalui.

Pada 7 Juni 1449, akhirnya disepakati Perjanjian Tordesillas oleh Spanyol dan Portugis. Perjanjian tersebut berisi tentang dibaginya dunia menjadi dua wilayah kekuasaan untuk Spanyol dan Portugis. Wilayah tersebut dibagi berdasarkan garis yang membentang dari Kutub Selatan ke Kutub Utara.

Penjajahan Spanyol di Indonesia dimulai saat mereka berhasil menginjakkan kakinya di Tidore, Maluku. Saat itu, Spanyol singgah di Maluku setelah berlayar dari Filipina ke arah selatan melewati Kalimantan Utara.

Kedatangan bangsa Spanyol di Indonesia ini disambut baik oleh masyarakat Tidore. Tetapi, mereka justru menjadi ancaman bagi Portugis yang sudah lebih dahulu menduduki wilayah Maluku. Perselisihan antara dua bangsa Eropa itu pun tak dapat dihindari, bahkan keduanya sempat terlibat perang dengan memanfaatkan permusuhan yang terjadi pada kerajaan lokal, Ternate dan Tidore.

Untuk mengakhiri perselisihan tersebut, akhirnya dibuat kesepakatan antara Spanyol dan Portugal melalui sebuah perjanjian bernama perjanjian Saragosa. Dari perjanjian ini, akhirnya Spanyol pergi dari Maluku dan Portugis dapat terus menetap di Maluku. Dengan perginya Spanyol dari Maluku, berakhir juga penjajahan Spanyol di Indonesia.

Itulah tadi pembahasan mengenai penjajahan spanyol di Indonesia. Mulai dari awal mula, tujuan, penyebab, hingga akhirnya Spanyol tiba di Indonesia. Semoga bermanfaat untuk membantu #SahabatTanpaBatas belajar, ya!

Jika kamu ingin mencari berbagai macam buku tentang sejarah, maka bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.