Hancur Akibat Slot Lagi Judi Slot Online
Malem Gan, mau sharing tentang pengalaman Ane yg sudah hampir 4 tahun terakhir ini kecanduan judi bola online. Ane berharap pengalaman ini bisa jadi pelajaran buat agan-agan yg mungkin sempat tergoda "iseng" nyoba judi bola online untuk segera menghilangkan keinginan itu, buat agan-agan yang mungkin masih aktif jadi member agen judi online segera berhenti.
KARENA UANG JUDI TIDAK BISA MENCUKUPI KEBUTUHAN HIDUP.
Perkenalan Ane dengan judi bola online 4 tahun lalu berawal dari cerita beberapa temen kampus, Ane masih inget betul kalimat dari salah satu temen waktu memperkenalkan judi bola online,
"GUE KASIH TAU CARA NYARI UANG CEPET"
Setelah itu, kalimat temen Ane bersambung menjadi cerita kemenangan-kemenangan dia, bagaimana tiap weekend (Sabtu-Minggu) dia bisa meraup keuntungan antara 2-3 juta bersih dari modal yang kurang dari 300rb. Dan perlu agan-agan ingat bahwa sebagian besar para penjudi bola online selalu menceritakan kemenangannya, ada semacam kebanggan saat melihat orang lain "kagum" dengan cara kita mendapatkan uang dengan sangat mudah. Soal kekalahan? Jarang para penjudi menceritakan hal itu pada orang lain, karena saat kekalahan datang, para penjudi sibuk berusaha membalikkan keadaan hingga lupa melakukan interaksi pada orang lain. Hal yang juga Ane lakuin saat mengalami siklus ini.
Kalimat temen Ane dengan "cerita surga" mudahnya mencari uang lewat pertandingan sepakbola mulai "menggelitik" otak, pikiran tentang mendapat uang besar dengan cara instan terlalu menggiurkan untuk Ane lewatin gitu aja. Akhirnya dengan kursus singkat dari temen Ane tadi tentang bagaimana cara bermain lengkap dengan aturan-aturannya , jejak kelam 4 tahun silam Ane mulai. Berawal dari taruhan kecil, kadang menang kadang kalah, lambat laun Ane mulai intens menggeluti "permainan haram" ini.
Tanpa Ane sadari intensitas judi bola online makin meningkat, baik dari waktu maupun dari jumlah taruhan. Yang awalnya cuma main pas weekend, kini menjadi setiap hari. Yang awalnya cuma main tiap malem aja, kini bahkan mulai dari siang udah stay di depan laptop/PC. Yang awalnya cuma masang taruhan di liga-liga besar (Inggris,Italy,Spanyol dll), kini mulai merambah masang taruhan di liga-liga kecil (Estonia,Swedia,Norwegia,dll). Yang awalnya cuma masang taruhan di pertandingan sepakbola, kini mulai nyoba main di cabang olahraga lain (basket,tenis,badminton dll). 2 bulan pertama deposit Ane cume berkisar antara 100-500rb, lambat laun mulai meningkat menjadi jutaan. Awalnya bertaruh antara 50-100rb/pertandingan, berubah menjadi minimal 250rb/pertandingan, dan begitu seterusnya.
6 bulan pertama, total Ane mengalami kekalahan 12 juta lebih. Karena kekalahan itu, Ane mulai berpikir untuk mencari cara, atau lebih tepatnya melakukan strategi saat memasang taruhan. Tergeraklah Ane untuk searching cara menang judi bola melalui beberapa website. Ane benar-benar serius memperhatikan "rumus" yg diberikan oleh website-website tersebut dan Ane praktekin. Awalnya Ane percaya kalo ada rumus yang bisa digunakan untuk menebak skor atau jumlah gol dalam sebuah pertandingan sepakbola, karena beberapa rumus tersebut ane praktekin dan Ane menang. Tapi itu semua BULLSHIT! Rumus-rumus itu tidak akan berguna saat player seperti Ane bermain dengan emosi dan feeling, 2 hal yang jelas ada dalam proses judi. Jadi, buat agan yang sempet denger atau baca ada cara/rumus untuk menang judi bola online itu semua BOHONG BESAR. Nggak ada cara untuk bisa ngalahin bandar, kecuali dengan faktor keberuntungan, sesuatu yang sama sekali tidak bisa diprediksi. Saat keberuntungan buat player telah habis, maka kekalahan adalah sesuatu yang pasti didapat oleh penjudi.
Tahun ke dua, Ane sudah tidak bisa lagi menghitung berapa total uang Ane yang ludes tanpa sisa akibat judi bola online. Tapi yang pasti, kalo bisa Ane gambarin polanya adalah seperti ini, kalo seumpama hari ini Ane menang 2 juta, maka 2 hari lagi Ane bakal kalah 3 juta atau lebih, dan begitu seterusnya, sehingga uang kemenangan yg sempat Ane kantongin sebenarnya adalah uang Ane sendiri, bukan uang dari bandar. Uang kemenangan dari judi bola juga tidak bisa Ane rasain secara nyata, hilang tanpa bekas. Dan herannya semua uang itu tidak bisa menjadi "kebaikan", istilah uang panas tidak akan berkah memang nyata kebenarannya. Saat Ane menang, sebagian besar Ane gunain untuk maksiat, minum, sex, dsb. Ada beberapa yang Ane beliin barang, tapi semua barang itu juga hilang atau rusak. HP, motor, jam tangan, dll semua lenyap tanpa bisa Ane nikmatin manfaatnya lebih lama.
Karena judi bola, secara nyata juga mulai merubah cara hidup Ane. Yang pasti jelas terlihat adalah Ane mulai menjauh dari Tuhan, proses ibadah sudah ane lupain, seolah-olah Tuhan Ane kini berwujud angka-angka ods yang terpampang di layar monitor. Kedua, interaksi Ane dengan sahabat, keluarga, pacar mulai berkurang. Sudah tidak ada lagi waktu untuk nongkrong atau mungkin ngobrol hangat karena waktu Ane tersita untuk mengamati hasil pertandingan. Tingkat emosi Ane juga mulai tak terkontrol, saat mengalami kekalahan Ane bisa marah-marah nggak jelas pada semua orang, mood langsung turun drastis saat menyadari uang deposit sudah ludes tanpa sisa. Hal inilah yang mengakibatkan hubungan Ane dengan pacar berakhir. Tak berhenti hanya disitu....
1 tahun terakhir ini, Ane mulai mengalami kekalahan yang sangat banyak. Lebih banyak dari apa yang bisa Ane hasilkan. Mulailah Ane mencari "sumber uang" lain untuk menuruti nafsu menebus kekalahan, mendapatkan uang cepat untuk dipakai modal berjudi. Ane mulai menggelapkan uang usaha kakak Ane, dimulai dari hanya ratusan ribu menjadi jutaan. Tak hanya itu, Ane juga mulai hutang ke teman. Kemampuan Ane untuk berbohong mulai terasah pada proses ini.
Lama kelamaan kebusukan itu mulai tercium oleh kakak Ane, hasilnya hubungan Ane dengan kakak merenggang dan mengakibatkan Ane harus secara sukarela untuk berhenti dari pekerjaan. Hubungan Ane dengan beberapa teman juga merenggang akibat kebiasaan Ane hobi ngutang, memang Ane balikin, tapi lama kelamaan image Ane sebagai tukang utang mulai tercipta. Teman pun mulai menjauh satu persatu. Akibat judi bola online Ane kehilangan sesuatu yang tidak bisa ditukar dengan apapun... KEPERCAYAAN.
Saat ini, Ane sudah berhenti total dari judi bola online, sudah hampir 2 bulan ini Ane nggak lagi sibuk ke ATM untuk melakukan deposit ke agen judi, sudah nggak lagi begadang sampai pagi untuk melihat hasil pertandingan bola, rutinitas yang selama 4 tahun Ane gelutin lambat laun mulai Ane tinggalin. Kehilangan keluarga, teman, pacar, dan pekerjaan cukup memberikan pelajaran buat Ane pribadi, jangan sampai akibat judi bola online Ane juga kehilangan hidup. 4 tahun ke belakang Ane habisin waktu untuk hal yang sia-sia, sesuatu yang merubah Ane menjadi seorang PECUNDANG, sesuatu yang harus Ane bayar mahal baik dengan materi maupun dengan moril. 4 tahun ke belakang, Ane hsbisin waktu untuk mengejar sesuatu yang fana, dan merelakan keluarga,sahabat,kekasih pergi karena kebodohan Ane.
Ane akhirnya selama 2 bulan ini mulai istiqomah untuk berhenti berjudi. Hal pertama yang Ane lakuin untuk bisa berhenti adalah mulai mendekatkan diri dg Tuhan (kebetulan Ane muslim). Sholat yg dulu udah hampir lupa waktunya, kini pelan2 Ane tata, syukur-syukur bisa ikut jamaah di Masjid. Al Quran yg dulu cuma jadi pajangan di meja kerja, kini mulai lagi Ane baca, dengan semua kegiatan itu Alhamdulillah hidup Ane mulai bisa tenang. Dulu, waktu masih intens judi, nggak tau kenapa hidup Ane nggak bisa tenang, yang ada di otak cuma uang, uang, dan uang. Meskipun terkadang menang dengan nominal besar tapi hal itu tidak bisa membuat hidup Ane tenang, seperti yang Ane bilang di atas mungkin waktu itu Tuhan Ane adalah uang, sesuatu yang nggak bisa memberikan ketenangan dan kedamaian buat hidup Ane. Sekarang, meskipun Ane masih punya utang (akibat kalah judi) dan nggak megang uang banyak kayak dulu, hidup Ane jauh lebih tenang setelah mendekatkan diri pada Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang menjanjikan kedamaian yang sesungguhnya. Insyaallah Ane bakal tetep istiqomah menjalani ini semua gan.
Buat agan-agan, Ane berharap kisah ini bisa menjadi pelajaran. Jangan sekali-sekali tergoda untuk mencoba judi online, apapun bentuknya. Efek buruk judi benar-benar akan menghancurkan semua potensi Agan sebagai seorang manusia.
Untuk beberapa kaskuser yang ingin ikut sharing Ane persilahkan, siapa tau dengan sharing dari agan, bisa ikut memberi pelajaran bagi kaskuser yang lain.
Beberapa komentar dari agan-agan yg punya pengalaman serupa dengan Ane :
Sama gan.. Ane di poker udah abis jutaan, sekarang udah enggak maen lagi. bener duit setan pasti balik lagi ke setan gan.
ane pernah ngalamin hal serupa kyak agan,walaupun cma sekitar 1 tahun ane kecanduan,tp ane bsa ngerasain hal gimana yg agan rasakn
cendol sent gan,smoga yg lain bsa segera berhenti dri racun dunia ini
Ane jg gan, karna judi kerjaan kacau, ane sudah terjerumus di judi kartu remi (song/leng) uang kantor ane pake, ya gk byk2 sih cuma 5jt, tp kepercayaan yg lenyap, kejadian br terjadi bray, mumpung msh muda, msh byk wkt utk memperbaiki diri.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
PEKANBARU – Seorang pemuda duduk di salah satu ruangan di warung kopi, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru. Mengenakan kaos hitam, pemuda itu menyeruput kopi dingin, sambil menatap layar ponselnya.
Alva, bukan nama sebenarnya, sejak pagi sudah ada di ruangan itu. Sekilas, Alva tampak seperti pemuda pada umumnya. Tapi siapa sangka ia pernah menjadi korban judi online (Judol) Slot.
“Total ada Rp70 juta utang aku gara-gara judi online, bang,” sesal Alva saat membuka cerita pada Senin siang (7/10/2024).
Ia mengingat pertama kali menyentuh Judol itu sekitar pertengahan Maret 2023. Ia dikenalkan game slot oleh temannya ketika di tongkrongan. Temannya kala itu bercerita dari modal recehan bisa menang jutaan rupiah dari game slot.
Bisa untung besar dengan modal kecil, tentunya memantik rasa penasaran Alva. Pemuda bertubuh langsing itu kemudian donwnload game judi itu. Setelah buat akun dengan nama samaran, ia kemudian deposit Rp100 ribu.
“Test lah depo (deposit) Rp100 ribu malam itu. Ternyata menang Rp500 ribu. Disuruh teman tarik uangnya,” ceritanya.
Mendapat cuan yang lumayan, bikin Alva girang. Namun ia tak sadar hal tersebut akan menjeratnya ke ‘lingkaran setan’ yang membuatnya stres dikejar utang.
Hari demi hari dihabiskan Alva untuk bermain Judol. Awalnya dari deposit ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah pun dikorbankan untuk jadi modal berjudi.
Bangun tidur, main, dan kalah. Sebelum tidur juga sama, main lagi, dan kalah. Itu sudah menjadi makanannya sehari-hari. Tapi ia tak dapat berhenti, karena sudah ketagihan.
Adiksinya makin parah. Gajinya sebagai karyawan swasta habis dipakai berjudi. Parahnya, ia nekat menguras tabungan di rekening, demi bisa Judol.
“Sudah candu. Satu hari bisa Rp1 juta habis dipakai main. Ada menang, ada kalah. Tapi kalau dihitung lebih banyak kalahnya. Sampai uang tabungan Rp10 juta habis dalam sebulan. Ya itu, dalam pikiran cuma terpikir, bagaimana bisa mengembalikan uang yang sudah kalah sebelumnya, dengan harapan bisa menang,” ucap pemuda 23 tahun.
Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Alva nekat pinjam ke teman hingga kenalan. Semua dilakukan demi bisa bertaruh nasib setiap hari.
“Pokoknya kalau tak ada uang, coba pinjam sana, pinjam sini. Ada juga ke Pinjol (pinjaman online) tapi enggak besar. Sampai pinjaman sudah Rp70 juta lebih. Pikiran sudah kacau, utang di mana-mana, belum lagi kena tagih kapan lunasnya. Sebulan harus ada Rp5 juta untuk bayar utang. Uang gaji paling setengah dari itu, jadi gali lobang, tutup lobang,” sesalnya.
Akhirnya ia tak tahan lagi, mulai mencari cara agar bisa sembuh dari kecanduan judi online. Yang terlintas di benaknya, buka Youtube. Lalu ia tonton satu per satu video yang membagikan tips agar bisa terbebas dari adiksi Judol.
Sekali waktu, ia melihat video Ustaz Dennis Lim atau Koh Dennis. Ustaz kondang itu memang punya masa lalu berkecimpung di Judol, lalu bertaubat.
“Di situ diajarkan kalau mau berhenti main slot (Judol), terlebih dahulu ikhlasin kekalahan. Kalau masih tidak terima dengan kekalahan, pasti tidak akan pernah keluar dari zona itu. Juga disuruh minta maaf ke orang tua, akui semua kesalahan, termasuk judi online,” ceritanya lagi.
(Seorang mantan pemain Judol bercerita bahaya judi yang membuat kedai kopinya hampir gulung tikar/foto-riki)
Semua itu dilakukannya. Ia menemui ibunya, meminta maaf. Ia pun menumpahkan segala yang telah lama dipendamnya, yaitu terjerat judi online dengan utang puluhan juta rupiah. Cerita Alva, ketika itu ibunya kaget, namun tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Hanya air mata yang tumpah.
“Mama enggak berkata apa-apa, hanya nangis. Itu momen yang paling menyakitkan. Dari situ aku makin mantap mau berhenti total judi online. Alhamdulillah, 31 Desember 2023 sudah enggak nyentuh lagi itu game slot. Untuk utangnya sudah diansur. Kemarin motor dijual, untuk angsur utang. Oktober ini sisa utang tinggal Rp4 juta lagi,” katanya.
Mengalami masa kelam itu, Alva dengan pasti menyebut judi online tidak akan bisa membuat kaya. Hanya menunggu waktu saja, sampai nasib pecandu Judol akan jatuh.
“Judi tak buat kita kaya, tapi bandar kaya. Uang haram itu tidak akan kepikiran mau investasi, malah diputar ke sana lagi (Judi). Terima saja kekalahan, jangan punya pikiran mengembalikan kekalahan sebelumnya, nanti makin dalam ruginya,” pesannya.
Satu hal juga yang tak kalah penting, Alva menilai untuk keluar dari jeratan judi online ini harus datang dari pemain itu sendiri. Karena jika dorongan dari dalam diri tak ada, maka tak akan pernah terbebas dari Judol.
“Kalau pemain judi ni bang, tak bisa dinasehati. Kecuali dirinya yang mau berhenti,” pesannya.
Belum lagi yang ia rasakan, meski sudah terbebas dari jeratan Judol, namun sulit bagi orang lain percaya. Orang masih berpandangan, dirinya tetap berjudi.
“Orang masih melihat kita dengan pandangan buruk. Bagi mereka mana ada pernah penjudi berhenti. Masa lalu kita diungkit-ungkit. Jadi bikin sakit hati, seolah-olah masih main aja awak. Tapi biarlah orang berpandang buruk, tapi kenyataannya kita sudah benar benar berhenti,” ujarnya.
Terjerat judi online bukan hanya dialami Alva. Hal serupa juga dialami Gori, nama samaran, seorang pemilik salah satu kedai kopi di Pekanbaru.
Gori sedang merapikan kursi di meja kedainya saat penulis menemuinya pada Rabu malam (9/10/2024). Kemudian pria brewokan itu mengambil buku hijau di bawah meja. Duduk dekat meja kasir, ia bolak-balik buku halaman yang berisi catatan omzetnya hari itu.
“Beginilah, Omzet masih belum stabil,” ujarnya membuka cerita.
Pria 33 tahun itu mengakui pernah menjadi pecandu Judol, dimulai akhir tahun 2023. Bahkan hanya dalam waktu singkat, ia nyaris kehilangan mata pencariannya, gara-gara uang sewa yang disimpannya terpakai untuk judi.
“Hampir hilang semuanya. Gara-gara uang Rp18 juta yang ditabung untuk perpanjang sewa kedai terpakai habis,” ujarnya mengenang.
Gori menyebut awal kenal Judol saat dikenalkan pelanggan kopi di tempatnya. Awalnya hanya iseng bermain judi jenis game slot. Berbekal modal Rp50 ribu, ia menang. Keterusan, hingga kemenangannya sampai Rp6 juta. Hadiah yang fantastis membuatnya kecanduan.
“Awalnya saya pikir hanya sekadar hiburan. Tapi, dalam hitungan bulan, saya benar-benar kecanduan. Setiap hari bisa menghabiskan waktu berjam-jam main, apalagi kalau hari Minggu, itu kerjaan main judi online. Dengan harapan menang,” cerita Gori dengan suara lirih.
Setiap minggu, ia mengulang pola yang sama, mulai bermain di hari Minggu, berharap bisa bangkit dari kekalahan minggu sebelumnya. Namun, bukannya untung, ia malah sering kali kehilangan lebih banyak.
"Setiap kalah, saya bertekad minggu depan pasti jackpot. Tapi yang terjadi, saya terus kalah. Perasaan berharap itu bikin saya nggak bisa berhenti," katanya sambil menghela napas.
Namun, hari sial tak ada di kalender. Kekalahannya makin dalam, Gori rungkad. Tabungan untuk sewa kedai terpakai, padahal seminggu lagi ia harus perpanjang uang sewa.
"Panik saya. Mau pinjam, orang enggak ada yang mau kasih. Mungkin karena tahu saya main judi online. Dikira uangnya nanti dipakai judi, padahal saya kepepet mau bayar uang sewa. Kalau tak terbayar, berarti harus cari tempat lain, mulai dari nol lagi. Sama saja bankrut,” tuturnya.
Kondisi ini mempengaruhi emosinya. Gori mengakui bahwa emosinya tidak terkontrol saat kecanduan Judol.
“Mungkin efek saking sering kalah, jadi temperamen saya naik, emosi enggak karuan. Sampai akhirnya saya sadar, saya enggak bisa terus seperti ini,” lanjutnya.
Setelah mendapat asupan dana untuk perpanjang sewa kedai, Gori ‘bersumpah’ tak lagi bermain Judol. Ia ingin agar ceritanya ini sebagai peringatan bagi orang lain yang mungkin merasa terjebak dalam situasi serupa.
"Enggak bakalan percaya kalau belum ngalamin sendiri. Kecanduan ini nyata, dan sulit banget keluar. Harus dari kitanya yang bertekad untuk benhenti. Hapus game, kalau perlu mobile banking supaya tidak tergoda untuk top up," harapnya.
(Harus diberantas, iklan Judol masih ditemui di media sosial/foto-riki)
Kemenangan Semu Judi Online
Kecanduan judi online di kalangan remaja ini memang sudah meresahkan. Psikolog, Yanwar Arief, M.Ps menceritakan pengalaman pahit seorang kliennya, seorang siswa kelas tiga SMA di Kota Pekanbaru yang terjebak dalam kecanduan judi online.
Remaja tersebut berasal dari keluarga mampu, namun dalam waktu enam bulan, dia sudah menghabiskan lebih dari Rp 100 juta. Laptop, motor, dan barang-barang berharga lainnya dijual demi melunasi utang yang berasal dari pinjaman online.
“Saat pertama kali orangtuanya curiga, anak ini tak mau keluar dari kamarnya. Uang di rumah mulai hilang, dan setiap kali ditanya, dia selalu menghindar. Setelah diselidiki, ternyata dia memiliki tagihan dari pinjaman online yang digunakan untuk berjudi,” ungkap Yanwar Arief saat diwawancarai halloriau, Kamis (10/10/2024).
Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) Wilayah Riau itu menyebut fenomena kecanduan Judol ini semakin meresahkan, terutama karena bukan hanya orang dewasa yang menjadi korban, tetapi juga remaja, bahkan anak-anak SMP.
“Kebanyakan awal mereka mencoba-coba Judol, karena ajakan teman. Tahap pertama mereka menang, ini menjadi pemicu. Ada rasa senang dan ingin mencoba lagi dengan uang taruhan yang lebih besar. Ini yang akhirnya menjerumuskan mereka pada kecanduan,” jelasnya.
Sadar atau tidak, perubahan perilaku mulai terlihat saat kecanduan mengambil alih. Kemudian mereka akan menghindari kontak dengan keluarga, karena ada perasaan takut dan malu jika mau menceritakan kekalahan. Ini semakin parah, karena mereka sudah adiksi dan tak mau berhenti.
“Segala sesuatu yang bersifat adiksi akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Anak ini mulai menarik diri dari lingkungannya, tidak terbuka, dan melakukan perilaku yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Ini sangat mengkhawatirkan,” kata Dosen Psikologi di Universitas Islam Riau (UIR) ini.
Yanwar menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam membantu penyembuhan dari kecanduan ini.
“Anak yang kecanduan butuh konseling terus-menerus agar pikirannya jernih, meningkatkan harga diri, dan kembali fokus pada cita-citanya. Orangtua juga harus turut serta dalam proses ini. Mereka perlu mendekatkan diri, mendengarkan, dan menghindari memberikan penilaian atau hukuman yang justru akan membuat anak merasa semakin tersisih,” katanya.
Namun, seringkali, orangtua menghadapi kesulitan dalam menjangkau anak mereka yang sudah terlalu jauh terjerumus. Dalam kasus klien Yanwar, upaya nasihat dari keluarga, bahkan rukiah, tidak membuahkan hasil. Baru setelah mendapatkan bantuan psikolog, remaja tersebut mulai menunjukkan perubahan.
"Kadang diperlukan pihak ketiga dengan otoritas lebih untuk membantu. Libatkan psikolog, ustaz, atau profesional lainnya yang bisa diandalkan, terutama jika kepercayaan anak terhadap orangtua sudah berkurang,” saran Yanwar.
Yanwar juga menyoroti tantangan dalam judi online karena sifatnya yang privat, sehingga sulit dideteksi. “Tidak seperti judi konvensional yang biasanya dilakukan secara terbuka, judi online bisa dilakukan di mana saja, bahkan di dalam kamar. Fenomena ini seperti gunung es—banyak kasus yang tidak terlihat di permukaan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa penting untuk selalu mengedukasi bahaya judi online. Bisa memicu gangguan mental hingga berujung depresi. Orang lain juga ikut kena dampak negatifnya, terutama keluarga.
Sebagai upaya pencegahan sangat penting, terutama dengan membangun komunitas yang positif bagi remaja. Alternatif kegiatan seperti ekstrakurikuler atau kegiatan sosial perlu diperbanyak, sehingga kesempatan mereka untuk nongkrong dan melakukan hal-hal yang tidak jelas bisa berkurang.
“Aspek keluarga juga sangat penting. Banyak keluarga terlalu percaya dan abai terhadap aktivitas anak mereka, sehingga pengawasan menjadi lemah,” ujarnya.
Judol Terus Diberantas
Upaya memberantas uji online ini bukannya tidak ada. Awal Maret 2024, Direktorat Reskrimsus Polda Riau berhasil mengungkap kasus judi online yang beroperasi di Kota Dumai, Riau. Jaringan pembuatan dan penjualan ID permainan High Domino itu sudah ada sejak 2022 dan beromzet Rp18 miliar.
Dalam keterangan resminya, Tim Reskrimsus Polda Riau menggerebek dua lokasi, yaitu di Jalan Sukajadi dan Jalan Kelakap, Dumai. 32 orang diamankan dan 342 PC rakitan yang digunakan untuk operasi tersebut disita.
Para pelaku terancam hukuman 10 tahun penjara. Mereka dijerat dengan Pasal 45 ayat (2) juncto Pasal 27 ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 303 ayat (1) KUHP.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki enam jurus dalam memerangi judi online di Indonesia.
Menkominfo, Budi Arie Setiadi, menerapkan enam strategi, termasuk pemblokiran VPN gratis, penguatan pemutusan Network Access Provider (NAP) dari Kamboja dan Filipina, serta pembatasan transfer pulsa. Selain itu, Kementerian Kominfo juga sedang memproses Instruksi Presiden tentang pelarangan judi online.
Menkominfo menekankan pentingnya semangat dan kerja sama untuk terus memutus semua jalur yang memfasilitasi judi online.
“Jangan patah semangat. Pemberantasan judi online menyelamatkan masyarakat dari penipuan,” tegasnya dalam Rapat mengenai Langkah Strategis Lintas Satuan Kerja di Kementerian Kominfo terkait Pemberantasan Judi Online dan/atau Judi Slot, di Jakarta Pusat, belum lama ini.
Budi Arie menginstruksikan seluruh pimpinan satuan kerja untuk menyusun kebijakan dan rencana aksi konkret dalam memberantas judi online.
Menkominfo juga meminta agar seluruh kanal komunikasi dimanfaatkan untuk mengampanyekan bahwa judi online adalah bentuk penipuan. Ia mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), balai monitoring daerah, dan mitra lainnya untuk memastikan sosialisasi berjalan masif.
“Kita harus merdeka dari judi online. Wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan membangun negara bebas dari praktik ini,” tegasnya lagi seperti dikutip dari keterangan resminya.
Dengan langkah-langkah ini, Menkominfo berharap Indonesia segera bebas dari perjudian online yang merugikan masyarakat dan negara.
Sebab kecanduan judi online adalah masalah serius yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menghancurkan masa depan para korban, terutama di kalangan remaja. Peran serta orangtua, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam mengatasi fenomena ini.
Penulis: Riki AriyantoEditor: Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
(mohon dilampirkan data diri Anda)